Dr. Ahmad Rizal, Bagian Ilmu Penyakit saraf, RS Hasan Sadikin Bandung
Hipertensi berkaitan dengan banyak penyakit. Salah satu yang cukup penting adalah gangguan peredaran darah di otak yang dikenal dengan nama STROKE.
Apakah itu stroke?
Stroke adalah gangguan fungsi saraf yang terjadi tiba-tiba yang berlangsung lebih dari 24 jam atau menyebabkan kematian dalam waktu kurang dari 24 jam yang disebabkan oleh gangguan pembuluh darah otak.
Tipe stroke
Gangguan pembuluh darah otak ini dapat berupa tersumbatnya pembuluh darah (stroke iskemia atau stroke infark) atau pecahnya pembuluh darah (srtoke hemoragik).
Dari semua factor risiko yang ada, hipertensi merupakan factor risiko yang penting karena dapat menyebabkan ke-2 jenis stroke.
Angka kejadian
Di RSHS Bandung lebih dari 500 orang pertahun dirawat karena stroke. Secara umum disebutkan bahwa kejadian stroke infark adalah sekitar 85% dan perdarahan 15%. Di Negara Asia (Thailand, Cina) didapatkan angka kejadian perdarahan yang lebih banyak.
Angka kejadian stroke dapat menjadi tolok ukur keberhasilan penangananhipertensi secara umum di dalam masyarakat.
Dalam laporan terakhir dari Departemen Kesehatan Indonesia, stroke dinyatakan sebagai penyebab kematian nomor 1 di Rumah Sakit-Rumah Sakit pemerintah. Di banyak Negara, stroke termasuk 3 penyakit yang menyebabkan kecacatan dan/atau kematian.
Bagaimana terjadinya stroke
Hipertensi yang lama sedikit demi sedikit menyebabkan kerusakan pembuluh darah.
Ada 2 jenis kerusakan yang biasa terjadi:
Penyempitan pembuluh darah (seperti berkarat) yang pada akhirnya akan menyebabkan penyumbatan => stroke infark
Penipisan dinding pembuluh darah yang dapat pecah suatu saat => stroke perdarahan
Proses kerusakan memakan waktu yang cukup lama. Pada umumnya lebih dari 2 tahun.
Gejala stroke
Gejala stroke yang sering dikeluhkan:
- Kelemahan otot wajah, lengan, tungkai, kaki
- Baal/kesemutan pada wajah, lengan, tungkai, kaki
- Bicara reo atau sulit berkomunikasi
- Gangguan penglihatan
- Penglihatan doel
- Gangguan keseimbangan dan koordinasi
- Gangguan kesadaran
- Nyeri kepala
- Gangguan menelan
Stroke perdarahan biasanya terjadi saat penderita melakukan aktivitas, dan seringkali diawali dengan nyeri kepala. Tidak jarang didapatkan penurunan kesadaran dan muntah-muntah.
Stroke infark biasanya disadari saat penderita bangun tidur dan tidak dapat melakukan aktivitas harian karena merasa lemah separuh tubuh yang umumnya bertambah berat dengan perjalanan waktu.
Faktor risiko
Terdapat 2 macam factor resiko stroke, yaitu bisa dimodifikasi dan yang tidak bisa dimodifikasi.
Fakor risiko yang tidak dapat dimodifikasi:
- Usia
- Jenis Kelamin
- Keturunan
- Ras/Etnik
Faktor resiko yang dapat dimodifikasi
- Hipertensi=> factor risiko yang paling penting
- Penyakit jantung
- Diabetes mellitus
- Hiperkolesterol
- Kegemukan
- Merokok
- Narkoba dan alcohol
Faktor risiko yang dapat dimodifikasi ini merupakan lahan yang bisa menjadi garapan bersama bagi masyarakat umum, praktisi kesehatan, dan pemerintah.
Pencegahan
Pencegahan yang paling penting adalah mengendalikan factor risiko. Anggota masyarakat yang sudah diketahui menderita hipertensi harus didorong untuk menjalani hidup yang lebih sehat.
Pola makan yang sehat, berhenti merokok, berhenti minum alcohol, olahraga teratur dapat dijadikan perhatian bersama baik di keluarga maupun di masyarakat umum.
Pencegahan tahap kedua adalah dengan memberikan obat-obatan sesuai dengan penyakit yang ditemukan. Meminum obat hipertensi secara teratur dapat menurunkan risiko kejadian stroke di masa yang akan datang.
Rehabilitasi
Rehabilitasi adalah tindakan yang dilakukan setelah seseorang menderita suatu penyakit. Rehabilitasi penderita stroke sebaiknya dilakukan sedini mungkin, dan melibatkan penderita sendiri, keluarga dan masyarakat/lingkungan.
Rehabilitasi pasien meliputi:
- Rehabilitasi dalam melakukan aktivitas harian, sekurangnya dalam melakukan hygiene pribadi (mandi, buang air besar, dan buang air kecil) dan makan-minum
- Rehabilitasi psikologis untuk menghindari/mengurangi depresi, rendah diri, perasaan bergantung pada orang lain
- Rehabilitasi social berkaitan dengan pekerjaannya dan hubungan pasien dengan masyarakat
- Tujuan tindakan rehabilitasi ini adalah KEMAMDIRIAN
Rehabilitasi keluarga meliputi:
Mendukung kegiatan pasien dalam melaksanakan aktivitas harian
Mengamati kepatuhan berobat
Menyesuaikan aktivitas dengan penderita stoke
HIDUP BERSAMA PASIEN STROKE
Rehabilitasi lingkungan meliputi:
Penyesuaian tempat tinggal
Sarana prasarana lingkungan
Lapangan kerja
Penyuluhan
Kelompok pasien, Keluarga, Masyarakat STROKE (YASTROKI)